cari disini

Loading

Kamis, 14 November 2013




Promosi kesehatan adalah proses peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang disertai dengan upaya memfasilitasi perubahan prilaku dan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan atau perubahan dalam individu, masyarakat dan lingkungan.
A.    BAYI
Bayi terletak antara rentang usia 0-12 bulan. Bayi baru lahir merupakan masa kehidupan yang rentan dan berisiko tinggi untuk mengalami berbagai komplikasi dan gangguan kesehatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu diberikan promosi kesehatan yang terangkum dalam asuhan kebidanan pada ibu, keluarga dan petugas kesehatan. Pada bayi promkes yang diberikan berbeda tergantung dari usia bayi  tersebut karena promkes yang diberikan berbeda-beda.
Beberapa promosi kesehatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1.       Komposisi zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi misalnya memberikan ASI ekslusif pada bayi.
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dengan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
a.    Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya
b.    Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.



Dan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
a)    Membiarkan bayi bersama ibunya segera setelah lahir selama beberapa jam pertama. Bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir sering disebut dengan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu dapat membangkitkan hubungan atau ikatan antara ibu dan bayinya. IMD ini dilakukan  setelah bayi lahir selama 1 jam.
b)   Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI. Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
-       Posisi berbaring miring, posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
-       Posisi duduk, pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
-       Tidur telentang, seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.
c)    Memberikan kolustrum dan ASI saja. ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
d)   Menghindari susu botol. Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda. 
e)   Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari:
-       Aspek fisik. Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
-        Aspek fisiologis. Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
-       Aspek psikologis. Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
-       Aspek edukatif. Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
-        Aspek ekonomi. Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
-       Aspek medis. Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.

2.         Memberi informasi cara pencegahan kehilangan panas pada bayi.
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut :
v  Keringkan bayi dengan seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban pada tubuh bayi. Keringkan bayi dengan handuk atau kain yang telah disiapkan di atas perut ibu. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memeulai pernafasanya.
v  Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
Segera setelah mengeringkan tubuh bayi dan memeotong tali pusat, ganti handuk atau kain yang dibasahi oleh cairan ketuban kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih. Kain basah didekat tubuh bayi dapat menyerap panas tubuh bayi melalui proses radiasi. Ganti handuk, selimut atau kain yang basah telah diganti dengan selimut atau kain yang ( hangat, bersih dan kering).
v  Selimuti kepala bayi
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki permukaan yang relatif luas dan luas dan bayi akan dengan cepat kehilanagan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
v  Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menusui bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya emberian ASI harus dimulai dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.
v  Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah dan kehilangan panas tubuhnya( terutama jika tidak berpakain), sebelu melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering.
3.         Menunjang perkembangan kognitif dan penglihatan bayi
Menunjang perkembangan kognitif bayi dapat di lihat dari perkembangan bayi yang mulai bisa merangkak kemudian berdiri dan berjalan.
4.         Memberi informasi tentang tanda-tanda bahaya pada bayi.
Tanda-tanda bahaya pada bayi dapat dilihat seperti : demam yang tinggi pada bayi yang tidak turun-turun. Kemudian bayi menangis yang keras dan tak berhenti-henti.
5.         Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi.
Tindakan pencegahan infeksi pada bayi adalah sebagai berikut : 
a)      Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.
b)      Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, dalam keadaan bersih.
c)       Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari (putting tidak boleh disabun).
d)      Membersihkan muka, pantat, tali pusat dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
e)      Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah mencuci tangannya.
ANJURAN MAKAN UNTUK BAYI SEHAT MAUPUN SAKIT
1.       Umur 0 – 6 bulan
a.       Berikan Air Susu Ibu ( ASI ) sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam.
b.      Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.
2.       Umur 6 – 9 bulan
a.       Teruskan pemberian ASI.
b.      Mulai memberi makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) seperti bubur susu, pisang, pepaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring.
c.       Secara bertahap sesuai pertambahan umur berikan bubur tim lumat ditambah kuning telur/ayam/ ikan /tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.
d.      Setiap hari berikan makan sebagai berikut :
-          6 bulan : 2 x 6 sdm peres
-          7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres
-          8 bulan : 3 x 8 sdm peres
3.       Umur 9 – 12 bulan
a.       Teruskan pemberian ASI.
b.      Berikan makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) yang lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembek.
c.       Tambahkan telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/santan/kacang hijau/minyak.
d.      Setiap hari ( pagi, siang, malam ) diberikan makan sebagai berikut :
-          9 bulan : 3 x 9 sdm peres
-          10 bulan : 3 x 10 sdm peres
-          11 bulan : 3 x 11 sdm peres
e.      Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan ( buah, biskuit, kue )
Jadwal pemberian vaksin pada bayi :
Vaksin
Pemberian
Imunisasi
Selang Waktu PemberianImunisasi

Umur
Keterangan
BCG
1x
-
0-11 bulan
Dosis pemberian :
a.       BCG 0,05 cc intrakutan di lengan atas
b.      DPT 0,5 cc IM pada paha bagian luar.
c.       Campak 0,5 cc SC pada lengan kiri.
d.      HB 0,5 cc IM pada paha bagian luar.
Vaksinasi campak diberikan 1x pada saat umur 9 bulan atau lebih.

DPT
3x(DPT I,II,dan III)
4 minggu
2-11 bulan
Polio
3x (polio I,II dan III)
4 minggu
2-11 bulan
Campak
1x
-
9-11 bulan
Hepatitis B
3x (HB I,II,dan III)
1-2= 4 minggu
2-3= 5 bulan
2-11 bulan


B.     BALITA
Masa balita terletak antara rentang usia 2-3 tahun. Pada masa ini anak sedang belajar menengakkan kemandiriannya namun ia belum dapat berfikir secara diskriminatif. Oleh karena itu masih sangat perlu bimbingan yang kuat dari orang tuanya. Perkembangan anak  balita sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yaitu prasekolah,  sekolah, akil balik dan remaja. Untuk mendapatkan  balita  dengan perkembangan yang baik dibutuhkan kesehatan dan gizi yang baik dimulai pada saat ibu hamil, menyusui dan bayi. Selain itu, rangsangan atau stimulasi yang cukup dari segi kualitas dan kuantitas. Pengaturan makan pada anak perlu diperhatikan dan jangan banyak makan jajanan, tetapi yang perlu ditambah adalah susu dan buah-buahan.
Promosi kesehatan yang dapat diberikan kepada ibu yang mempunyai anak balita adalah:
1.    Menjelaskan perkembangan balita kepada ibu
     Perkembangan Balita
a.         Perkembangan Fisik. Di awal balita, pertambahan berat badan menurun disebabkan banyaknya energi untuk bergerak.
b.      Perkembangan Psikologi. Balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar keluarga, mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti nama, jenis kelamin, mulai merasa bebeda dengan orang lain dilingkungannya.

2.    Menjelaskan kepada ibu apasaja kebutuhan dasar seorang anak, sehinga ibu bisa melengkapi kebutuhan anaknya.
     Kebutuhan Dasar Seorang Anak
a.      ASUH ( Kebutuhan Biomedis)
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan kesehatan dini berupa imunisasi, deteksi, dan intervensi dini akan timbulnya penyakit.
b.      ASIH ( Kebutuhan Emosional)
Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian dan tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting diberikan. Tidak mengutamakan hukuman dan kemarahan, tetapi lebuh banyak memberikan contoh-contoh penuh kasih sayang adalah salah satunya
c.       ASAH ( Kebutuhan Akan Stimulasi Mental Dini)
Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang diberikan sedini dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4-5 tahun pertama (Golden Years) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, dengan kecerdasan, kemandirian, ketrampilan, produktivitas yang baik.
3.    Memberitahu ibu bagaimana pembagian balita berdasarkan karakteristik, sehingga ibu bisa mengerti kebutuhan dan sikap anak balitanya
     Pembagian Balita
                    Balita di bagi menjadi dua karakteristik yaitu : balita usia 1 tahun sampai usia 3 tahun (Batita) dan balita usia 3 tahun sampai 5 tahun (pra sekolah).
a.    Karakteristik Batita
Anak usia 1-3 tahun merupakan kosumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak batita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
b.    Karakteristik balita (Usia Prasekolah)
Anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya (Persagi, 1992). Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis,kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.

4.    Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang hal-hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi pada balita.
     Beberapa Hal yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
a.    Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan. Kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup).
b.    Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu. Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka tidak baik terhadap makanan itu.
c.    Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan.
d.    Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.
e.    Jarak kelahiran yang terlalu cepat. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang ,jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.
f.     Sosial Ekonomi. Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
g.    Penyakit Infeksi. Dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Penyakit – penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah diare, infeksi saluran pernapasan atas, tubercolosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan (Dr.Harsono, 1999).

5.    Mengajarkan kepada ibu tentang upaya mengatasi anak sulit makan, seperti:
a.      Jika Faktor Organis, yang harus dilakukan dengan mengobati penyakitnya melalui dokter.
b.      Jika Faktor Psikologis
-       Makanan yang dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
-       Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orang tua harus sabar saat memberi makan anak.
-       Upayakan suasana makan menyenangkan, sebaiknya waktu makan disesuaikan dengan waktu makan keluarga.
c.       Jika Faktor Pengaturan Makanan
-       Waktu makan diusahakan teratur dan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan haus
-       Makanan selingan dapat disajikan asalkan makanan tersebut tidak membuatnya terlalu kenyang.
-       Sebaiknya membeli makanan selingan didampingi oleh orang tua sehingga anak bisa memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.
-       Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan atau kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.
-       Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.

C.     REMAJA
Masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa disebut masa remaja. Menurut WHO masa remaja dimulai pada usia 12 tahun sampai usia 24 tahun. Di Indonesia yang dimaksud masa remaja menurut  Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 tahun sampai 19 tahun dan belum kawin.
Perubahan yang terjadi pada masa remaja adalah munculnya tanda-tanda kelamin sekunder sampai kemampuan bereproduksi baik pada wanita maupun pria. Pola hidup yang salah dapat menyebabkan gangguan pada masa remaja. Dengan pola hidup yang sehat didapatkan remaja yang sehat jasmani dan rohani.
Promosi kesehatan yang dapat diberikan kepada remaja adalah sebagai berikut :
1.    Penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi
2.    Penyuluhan mengenai perubahan sistem reproduksi
                       Penyuluhan mengenai sistem reproduksi dapat diberikan kepada remaja berupa perubahan yang terjadi terhadap sistem reproduksinya. Sistem reproduksi remaja mengalami perubahan setelah remaja tersebut pubertas, tanda pubertas pada remaja putra di awali dengan terjadinya mimpi basah sedangkan pada perempuan timbulnya menstruasi. Perubahan yang terjadi adalah :
TANDA-TANDA SEKS SEKUNDER
A.      Pada laki-laki
1)      Rambut
Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalaha rambut kemaluan, terjadi sekitar 1 tahun setelah testis dan penis mulai membesar. Ketika rambut kemlauan hampir selesai tumbuh maka menyusul rambut ketiak dan rambut wajah, seperti halnya kumis dan jambang.
2)      Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, dan pori-pori membesar.
3)      Kelenjer keringat dan kelenjer lemak
Kelenjer lemak dibawah kulit menjadi aktif. Seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang meningkat. Aktivitas kelenjer keringat juga bertambah, terutama pada bagian ketiak.
4)      Otot
Otot-otot pada tubuh remaja makin membesar dan kuat. Lebih lebih bila dilakukan latihan otot, maka akan tampak memberi bentuk pada lengan, bahu dan tungkai kaki.
5)      Suara
Seirama dengan tumbuhnya ra,mbut pada kemaluan,maka terjadi perubahan suara. Mual-mual agak serak kemudian volumenya juga meningkat.
6)      Benjolan dada
Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil sekitar kelenjer susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.
B.      Pada wanita
1)      Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki. Tumbuhna rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggula dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu padaa wajah mulai tamapak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mmla-mula lurus dan terang wajahnya., kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak kering.
2)      Pinggul
                Pinggul  pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.
3)      Payudara
                Seiring pinggul membesar, maka payudara mulai membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjer susu sehingga payudara lebih besar dan lebih kuat.
4)      Kulit
Seperi halnya laki-laki juga lebih kasar, lebih tebal, dan pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut.

5)      Kelenjer lemak dan kelenjer keringat
Kelenjer lemak dan kelenjer keringat menjadi lebih aktif. Sumbatn kelenjer dapat menyebabkan jerawat. Kelenjer keringat dan baunya menusuk sebeelum dan selama haid.
6)      Otot
Menjelang akhir puber, otot semakin mebesar dan kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai.
7)      Suara
Suara berubah makin  merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.
3.    Penyuluhan mengenai gangguan reproduksi dan penyebab yang ditimbulkannya.
                      Penyuluhan mengenai gangguan reproduksi dan penyebabnya dapat diberikan terutama pada wanita,contohnya tentang gangguan haid dan keputihan yang sering terjadi dan gangguan seperti gatal-gatal pada kemaluan.
                      Gangguan haid terjadi seperti haid yang tidak teratur dan terdapatnya rasa nyeri saat awal haid. Rasa nyeri yang terjadi saat mentruasi adalah hal yang normal karena terjadinya pengikisan pada rahim wanita. Hal yang dapat dilakukan oleh seorang remaja wanita yang mengalami nyeri haid dapat mengkonsumsi makanan yang bergizi serta banyak makan makanan yang mengandung sayuran matah. Hal ini bisa mengurangi nyeri haid tersebut.
                      Kemudian keputihan yang terjadi pada wanita adalah hal yang normal selagi keputihan tersebut tidak menimbulakn rasa sakit dan ketidaknyaman pada seorang remaja tersebut. 
                      Gatal-gatal pada daerah kemaluan juga sering terjadi pada remaja apalagi di saat akan tumbuhnya rambut kemaluan juga terjadi karena adanya jamur kaibat kebersihan pada kemaluan yang kurang.
4.    Penyuluhan Masalah yang sering terjadi pada masa remaja dan cara menghindarinya.
a.      Aborsi
                Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup diluar secara mandiri. Aborsi atau pengguguran berbeda dengan keguguran. Aborsi adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja, yakni kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah kehamilan yang berhenti karena faktor – faktor alamiah atau disebut abortus spontan.
                Aborsi merupakan semua upaya atau tindakan yang dimaksudkan untuk menghentikan kehamilan, baik dilakukan melalui pertolongan orang lain sepeti dokter, dukun bayi, dukun pijat dan sebagainya, maupun dilakukan sendiri dengan cara meminum obat-obatan atau ramuan tradisional. Namun tindakan aborsi tersebut mengandung risiko yang cukup tinggi, apalagi bila dilakukan tidak sesuai dengan standard profesi medis.
                 Aborsi seperti itu dapat menyebabkan infeksi disertai dengan perdarahan bahkan kematian. Risiko tersebut akan lebih tinggi bila terjadi pada usia remaja dan juga akan berdampak pada kesehatan reproduksinya. Aborsi pada usia remaja terjadi antara lain karena kehamilan diluar nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Akibat dorongan yang mendesak untuk mengakhiri kehamilan tersebut sejumlah remaja tanpa memikirkan risiko yang ditimbulkan, memilih aborsi sebagai pilihan terakhirnya.
                Dengan minimnya informasi kesehatan reproduksi remaja, kerap terjadi penyalahgunaan fungsi seksual. Hanya mengejar kenikmatan sesaat, tidak sedikit dari mereka berani malakukan hubungan seksual. Tidak heran kini banyak permasalahan yang datang menyertainya, termasuk semakin beragamnya penyakit menular seksual (PMS) dan aborsi.
                Oleh karena itu perlu adanya pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang benar di kalangan remaja. Termasuk tentang seksualitas, organ reproduksi, kehamilan, dsb. Dalam kasus ini juga diperlUkan adanya informasi yang benar di kalangan remaja tentang aborsi.
                Ada 2 macam risiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
a)   Risiko kesehatan fisik dan mental.
Gangguan mental yang akan terjadi pada wanita yang melakukan aborsi. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut:
-       Kehilangan harga diri (82%)
-       Berteriak-teriak histeris (51 %)
-       Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
-       Ingin melakukan bunuh diri (28%)
-       Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
-       Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

b)   Risiko gangguan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, adalah sebagai berikut :
-       Kematian mendadak karena pendarahan hebat
-       Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
-       Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
-       Rahim yang sobek (Uterine Perforation)Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
-       Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
-       Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
-       Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
-       Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
-       Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
-       Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
-       Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

HIV/AIDS
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
  1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian(seperti pecandu Narkoba)
  3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
  4. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
  1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
  2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
  3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
  4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
  5. Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :
  1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
  2. Dermatitis generalisata yang gatal
  3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
  4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
  1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom
  2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
  3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia memang terus meningkat. Kalau bulan Desember 2003 disebutkan ada 2.720 kasus HIV dan 1.371 kasus AIDS atau total 4.091 kasus, maka sampai dengan Juni 2004 dilaporkan total kasus HIV/AIDS sudah menjadi 4.389, terdiri dari 2.864 kasus HIV dan 1.525 AIDS.
Kasus HV/AIDS di kalangan remaja diperkirakan sebagian besar terjadi dari proses berbagi jarum suntik di antara pengguna obat-obatan terlarang, termasuk narkoba ataupun NAPZA. Dari 4.389 kasus HIV/AIDS di Indonesia seperti disebut di atas, 1.392 kasus atau 31,7 persen adalah kelompok usia 15-29 tahun, terdiri dari kelompok usia 15-19 sebanyak 176 kasus dan kelompok usia 20-29 tahun 1.225 kasus
  1. Melakukan segala bentuk hubungan seks penetratif dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan kondom secara benar pada saat yang tepat;
  2. Berbagi jarum suntik atau benda tajam lain dengan orang yang terinfeksi HIV dalam penggunaan obat secara intravena;
  3. Menerima darah (melalui transfusi) dari orang yang terinfeksi;
  4. Menato atau menindik tubuh dengan menggunakan benda tajam yang terkontaminasi oleh virus.
5. Saat terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan waktu
5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS.
6. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela.
7. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV+ ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa.
8. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.
9. 75-85 % Penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10 % diantaranya melalui hubungan homoseksual)
10. 5-10 % akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik)
11. 3-5 % melalui transfusi darah yang tercemar
12. 90 % infeksi pada bayi dan anak terjadi dari Ibu yang mengidap HIV
13. 25-35 % bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV
14. Rasa lelah berkepanjangan
15. Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
16. Berat badan turun secara menyolok
17. Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelas
18. Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit)
19. Sering demam (lebih dari 38 °C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas
20. Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang lain.

5.    Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja.
Pembekalan dan pengetahuan remaja dapat dibrikan oleh tenaga kesehatan terutama oleh seorang bidan. Pengetahuan yang dapat diberikan antara lain :
*      Proses reproduksi yang bertangguang jawab
Manusia secara biologis memepunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu menegendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang positif, seperti olahraga dan mengembangkan hobi yang membangun. Penyaluatran yang berupa hubungan seksual dilakuakan setelah berkeluarga, untuk melanjutkan keturunan.
*      Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan
Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan berprilaku reproduks yang sehat dalam bergaul dengan lawan jenis. Di samping itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untk mempertahankan diri secra fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi godaan, seperti ajakan melakukan hubungan seksual dan penggunaan napza.